Jumat, 10 Februari 2017

9 Cara Memaafkan Menurut Riset





Setiap orang pasti mempunyai permasalahan, entah itu permasalahan dengan keluarga, teman, pacar, istri, atau bahkan permasalahan dengan diri sendiri. Permohonan maaf merupakan titik awal untuk mengakhiri segala permasalahan tersebut. Akan tetapi yang banyak dihadapi adalah bahwa tidak mudah untuk kita memulai meminta maaf. Bisa jadi karena gengsi atau memang hati ini masih belum bisa memaafkan. Lalu, bagaimana cara memaafkan menurut riset? Dr. Fred Luskin merupakan lulusan PhD dari Stanford University dengan kekhususan di bidang Counseling and Health Psychology yang menulis buku "Forgive for Good: A Proven Prescription for Health and Happiness and Forgive for Love: The Missing Ingredient for a Healthy and Lasting Relationship" yang bercerita mengenai proyek mengenai forgiveness. Di bawah ini merupakan beberapa langkah untuk dapat memberikan maaf menurut Standford Forgiveness Project yang dicanangkan oleh Dr. Fred Luskin.

1. Mengetahui apa yang sebenarnya kamu rasakan

Tahap pertama dalam memaafkan adalah dengan cara mengetahui apa yang sebenarnya kamu rasakan.You have to know your own feeling. Kamu tidak boleh membohongi diri sendiri bahwa kamu dalam keadaan yang baik-baik saja. Jika kamu dalam keadaan tersakiti, kamu harus berjiwa besar dan mengakui bahwa kamu memang sedang sakit hati. Ini akan menunjukkan  kepada diri kita bahwa kita mengetahui diri kita sendiri. Atau jika dalam kamus bahasa lain, tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap pendefinisian masalah. 5W + 1H nya harus bisa terjawab semua. Jika semua sudah terdefinisikan, kamu bisa menceritakannya ke beberapa teman yang kamu anggap dekat. Biasa disebut dengan istilah curhat.

2. Membuat komitmen terhadap diri sendiri

Tahap selanjutnya adalah membuat komitmen kepada diri sendiri bahwa yang bisa mengatasi permasalahan ini adalah saya sendiri. Memaafkan merupakan tindakan yang hanya dapat dilakukan oleh diri sendri, bukan orang lain. Orang lain hanya memberikan masukan atau bantuan akan tetapi pada akhirnya kita sendiri yang harus memutuskan bagaimana cara saya untuk dapat memaafkan orang lain. Di tahap ini kita dituntut untuk dapat mmenemukan metode atau cara kita sendiri dalam memaafkan orang lain.

3. Memaafkan itu bukanlah sebuah rekonsiliasi

Bahwa memaafkan itu bukanlah suatu aksi berdamai dengan orang lain. Saya kalah dan kamu menang. Bukan seperti itu. Memaafkan adalah tentang bagaimana kita menemukan kedamaian. Bukankah tujuan akhir kita adalah ingin hidup dengan damai? Memaafkan adalah bagaimana kita berdamai dengan diri sendiri dan tidak terlalu mengambil hati atas kejadian yang menyakiti kita. Atau biasa dikenal dengan istilah "jangan diambil harti". Kalau semuanya dimasukkan di dalam hati, hati kita nanti akan terpenuhi dengan hal-hal negatif. Lantas, bagaimana dia bisa masuk ke dalam hati kita? #eh

4. Mencari sudut pandang yang tepat mengenai apa yang sedang terjadi




Pernah kan melihat gambar ini? Gambar tersebut bisa kita lihat sebagai gambar seorang nenek tua atau seorang perempuan muda. Ini tergantung perspektif kita. Kalau cerita mengenai penjual sepatu di Afrika? Apakah kalian pernah mendengarnya juga? Kalau belum, akan sedikit saya ceritakan.

"Pada suatu hari, perusahaan sendal X diminta untuk ekspansi memperluas marketnya ke Benua Afrika. Seperti yang diketahui bersama bahwa orang di Afrika tidak mengenal sendal atau mereka tidak pernah memakai sendal sama sekali. 2 orang ditugaskan untuk berjualan ke sana.

Penjual A: Aduh, bagaimana saya bisa menjual sendal di tempat yang tidak pernah mengetahui apa itu sendal?

Penjual B: Asikk, akan kubuat semua orang di sana membeli sendal-sendalku!

Ini mencerminkan perbedaan perspektif. Penjual A melihat bahwa sendal dia tidak akan laku di tempat di mana orang tidak mengenal sendal. Kan orang-orang tidak tahu sendal, apa fungsinya dan bagaimana cara memakainya. Berbeda dengan Penjual B, dengan optimisme dia memandang bahwa ini adalah kesempatan emas. Belum ada pesaing sehingga dia bisa berjualan dengan leluasa. Juga orang Afrika belum tahu sendal, sehingga dia akan berusaha meyakinkan orang Afrika bahwa mereka butuh sendal.

Ini lah bagaimana perspektif bekerja. Bagaimana kita memandang semua permasalahan ini dan akhirnya apakah permasalahan yang kita hadapai akan membuat kita semakin mendendam atau bisa merelakan dengan cara memaafkan.

5. Ketika merasa kecewa, lakukanlah stress management.

Apa itu stress management? Stress management adalah cara kita mengatur level stress pada tubuh kita. Bagaimana caranya? Bisa dengan meditasi, mengambil nafas dalam-dalam, tertawa, berolahraga dan lain-lain. 

6. Tidak mengharapkan sesuatu dari orang lain

Berharaplah hanya pada Tuhan, jangan berharap pada manusia. Manusia mah tempatnya PHP #eh. Dibalik pengharapan yang berlebihan itu tersimpan kekecewaan yang mendalam. Lebih baik lakukan semuanya dengan ikhlas tanpa mengharap suatu apapun.

7. Temukan jalan untuk menemukan tujuan hidupmu

Move on! Jangan berlarut-larut dalam permasalahan dan kesedihan. Boleh menangis tapi sebentar saja, toh juga menangis tidak akan menyelesaikan permasalahan. Selalu ingat bahwa hanya kita sendiri yang dapat menentukan kemana kita akan melangkah. So, please move on! Cari cara untuk menemukan tujuan hidupmu. Hidupmu tidak akan berakhir dengan hanya dompetmu hilang, tidak diterima di universitas yang diinginkan, atau pun ditinggal mantan menikah #eh

8. Ingatlah bahwa hidup yang tenang adalah sebuah pembalasan

Maksudnya apa sih? Gampangnya gini nih "Gue bisa bahagia kok tanpa lo". Kira-kira seperti itu. Balas semua kekecewaan dan kesedihan ini dengan caramu. Cara yang bisa membuatmu bahagia. Misalnya? Mencari kegiatan yang sesuai hobimu, yang mungkin selama ini belum bisa kamu lakukan karena sesuatu hal, atau makan yang banyak! Hedonisme! Shopping! Atau yang paling benar adalah dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan #benerinpeci

9. Memperbaiki cerita

Pada akhirnya adalah kita harus memperbaiki semua ini. Cerita kelam yang kita alami harus kita perbaiki, supaya tidak terjadi lagi. Kalau di industri sih biasanya dikenal dengan PICA. Problem identification and corrective action. Nah ini adalah corrective action-nya.

Itu lah tadi beberapa langkah untuk membantu kita supaya kita dapat mudah untuk memaafkan hal-hal yang selama ini membuat kita mendendam. Semoga dapat membantu ya! :)

Referensi:

1.http://www.webmd.com/balance/guide/blissing-out-10-relaxation-techniques-reduce-stress-spot#2

2. https://www.apa.org/international/resources/publications/forgiveness.pdf

3. http://www.virtuesforlife.com/qa-on-forgiveness-with-dr-fred-luskin/

4.https://www.google.co.id/search?q=perspective+images&biw=1920&bih=985&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjgpfPltIXSAhXEo48KHfEVDNQQ_AUIBigB#tbm=isch&q=perspective+old+woman+young+woman&imgrc=RTQETofArlBp6M:


o0o




8 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih Kak Dwi, semoga memberikan sedikit pandangan mengenai maaf-memaafkan dari sisi lain :)

      Hapus
  2. hidupmu tidak akan berakhir pun bila ditinggal nikah #noted hidup gue lancar2 aja wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. 👏😂😂 alhamdulillah semoga selalu baik-baik saja ya hidupnya. Semoga selalu dilimpahkan kebahagiaan. Masih banyak sumber-sumber kebahagiaan *benerinpeci

      Hapus
    2. besok bikin tulisan riset tentang kebahagiaan yaaah

      Hapus
  3. hidupmu tidak akan berakhir pun bila ditinggal nikah #noted hidup gue lancar2 aja wkwkwk

    BalasHapus
  4. Setujuu...terutama nomor:
    3. Pemahaman orang dan kita masih sering salah tentang ini. Seolah meminta maaf atau memaafkan berarti kalah. Padahal ga ada hubungannya dgn kalah menang ya

    6. Betuul..berharap sebaiknya hanya pada diri sendiri.

    Salam kenal 😊
    -Tatat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Tatat.

      Mengalah bukan berarti kalah ta Mba :)

      Berharap sama Tuhan aja karena Dia Yang Maha Murah. Kalau sama manusia mah gabisa dijagain :))

      Btw terimakasih sudah mampir.

      Hapus